Masalah Gizi Di Indonesia
Kali ini kami akan membahas tentang masalah Gizi pada
kalangan masyarakat / peduduk indonesia yang di alami pada tahun- tahun
ini , nah mari kita simak secara baik-baik artikel di bawa ini :
Memasuki era Pembangunan Jangka
Panjang II (PJP II) Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yaitu
masalah gizi lebih dan masalah gizi kurang dengan berbagai resiko
penyakit yang menyertainya. Salah makan yang sebagian atau seluruhnya
dipengaruhi oleh gaya hidup seseorang, merupakan faktor resiko yang
sumbangannya sangat tinggi terhadap munculnya penyakit-penyakit
degeneratif.
Masalah Gizi Lebih
Makan
lebih banyak dari kebutuhan, dan makan tidak seimbang dalam arti
kebanyakan, faktor resiko dalam makanan dan kurangnya faktor proteksi
dapat menyebabkan keadaan gizi lebih, yang pada gilirannya dapat membawa
resiko masalah kesehatan.
Di negara maju kelompok
masyarakat usia 20-45 tahun dengan gizi lebih memiliki resiko relatif
sebesar 5,9 kali untuk hipertensi dan 2,9 kali untuk diabetes mellitus,
dibandingkan dengan kelompok gizi normal. Uji toleransi glukose
penderita kelebihan berat badan hampir selalu menunjukan ketidaknormalan
yang merupakan indikator resistensi diabetes mellitus.
Contoh-contoh berbagai penyakit
yang dikategorikan sebagai penyakit gaya hidup seperti penyakit
kardiovaskuler (penyakit jantung, stroke, hipertensi, diabetes melitus
dll).
Masalah Gizi Kurang
Anak-anak
yang kekurangan gizi akan mengalami gangguan pertumbuhan fisik, mental
dan intelektual. Gangguan tersebut akan menyebabkan tingginya angka
kematian dan kesakitan serta berkurangnya potensi belajar, daya tahan
tubuh dan produktifitas kerja. Dampak kekurangan gizi pada umur dini
dimanifestasikan dalam bentuk fisik yang lebih kecil dengan tingkat
produktivitas yang lebih rendah dan beberapa hasil analisis
mengungkapkan terjadinya penyakit degeneratif pada masa dewasa yang
justru merupakan umur produktif.
Konsekuensi gangguan akibat
kekurangan iodium (GAKI) adalah retardasi mental, gangguan perkembangan
sistem syaraf, gangguan pertumbuhan fisik, kegagalan reproduksi dan
kematian anak. Yang amat mengkhawatirkan bagi pengembangan SDM adalah
akibat negatif terhadap sistem syaraf pusat yang berdampak pada
kecerdasan dan perkembangan sosial. Setiap penderita gondok akan
mengelami defisit 10 IQ point, kretin 50 point dan GAKI lain 10 IQ point
dibawah normal. Dengan perkiraan sekitar 42 juta penduduk tinggal di
daerah defisiensi yodium dimana 10 juta menderita gondok, 750-900 ribu
menderita kretin endemik dan 3,5 juta menderita GAKI lainnya maka pada
saat ini Indonesia telah mengalami defisit 132,5 – 140 juta IQ point
akibat GAKI. Dengan kondisi yang sama, setiap tahun akan terus bertambah
kehilangan IQ point sebesar 10 juta point.
Anemia gizi yang sebagian besar
disebabkan oleh kekurangan zat besi merupakan masalah gizi yang besar
dan luas diderita oleh penduduk Indonesia. Akibat nyata anemia gizi
terhadap kualitas SDM tergambar pada dampaknya meningkatkan angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), menurunkan prestasi
belajar anak sekolah serta menurunnya produktivitas para pekerja, yaitu
10 –20%.
Kekurangan Vitamin A (KVA)
mempunyai dampak yang besar terhadap pengembangan kualitas SDM karena
fungsi vitamin A yang penting bagi kesehatan. Fungsi vitamin A antara
lain dalam hal penglihatan, pertumbuhan, perkembangan tulang,
perkembangan dan pemeliharaan jaringan epithel, serta proses imunologi
dan reproduksi.
ok itulah tadi tata cara atau artikel yg kami berikan kepada anda semu, dan mudah mudahan bisa bermanfaat bagi anda semua, wslm
0 komentar:
Posting Komentar