Air sebenarnya termasuk dalam unsur gizi yang sama pentingnya seperti karbohidrat, protein, lemak dan vitamin. Namun, hal ini sering terabaikan. Kurangnya asupan air dapat menyebabkan gangguan fisik berupa penurunan stamina, hilangnya konsentrasi dan mood, sakit kepala, bahkan pingsan.
Beberapa penelitian menunjukkan, masyarakat masih mengonsumsi air
minum dalam jumlah yang kurang dibandingkan kebutuhannya. Penelitian di
Hongkong pada orang dewasa menunjukkan, 50 persen subyek minum air kurang
dari 8 gelas per hari. Di Singapura, kelompok remaja dan dewasa muda
merupakan kelompok yang banyak mengalami kekurangan air. Sebagian besar
wanita hanya minum 5-6 gelas air per hari, dan pria minum 6-8 gelas per
hari.
Di Indonesia angkanya tidak jauh
berbeda. Hasil penelitian The Indonesian Regional Hydration Study
(Thirst) tahun 2008 yang dipimpin Prof Hardinsyah dari Institut
Pertanian Bogor menemukan 46,1 persen subyek yang diteliti mengalami
kurang air atau hipovolemia ringan. Jumlah tersebut lebih tinggi pada
remaja (49,5 persen) dibanding orang dewasa (42,5 persen).
Mengapa mereka kurang minum? Menurut Hardinsyah, mayoritas adalah faktor ketidaktahuan tentang fungsi air bagi tubuh. Alasan terbesar lainnya adalah kesulitan akses dalam memperoleh air minum.
Masalah air juga
ditemukan di rumah sakit, baik pada pasien atau tenaga kesehatan.
Penelitian Supriatmo tahun 2006 terhadap pasien anak diare di rumah
sakit menunjukkan 82,4 persen mengalami kurang air. Sementara itu
penelitian di Amerika Serikat, dari 170 subyek, sebanyak 5 persen dan 7
persen mengalami kurang air tingkat sedang dan ringan.
0 komentar:
Posting Komentar